Jakarta – Bagi Anda yang digunakan ingin berjualan perangkat seperti laptop atau HP bekas sebaiknya jangan dijual. Sebab ada bahaya yang mana digunakan mengintai saat itu.
“Saya menyarankan ke rakyat kalau misalkan mempunyai laptop bekas, HP bekas, itu lebih lanjut lanjut baik jangan dijual, tambahan baik dibiarkan hingga rusak,” kata Ketua Tim Insiden Siber Sektor Keuangan BSSN Sandromedo Christa Nugroho dikutip dari CNN Indonesia.
Terdapat pihak yang mana yang tiada bertanggung jawab yang mana hal tersebut dapat mengambil data serta informasi di dalam area dalam perangkat. Meskipun data-data itu sudah dihapus sebelumnya.
Selain itu, data yang dimaksud yang disebut dihapus dari trash bin juga masih bisa saja jadi diimplementasikan pemulihan. Termasuk juga yang digunakan hal tersebut ada dalam riwayat data terhapus di tempat tempat dalam ponsel.
Sebagai informasi, dalam elektronik terdapat dua jenis memori yakni volatile serta non volatile. Memori volatile merupakan jenis memori dalam komputasi yang membutuhkan daya untuk menyimpan informasi yang tersebut yang disimpan namun akan hilang saat perangkat mati, misalnya memori jangka pendek (random-access memory atau RAM).
Sementara non-volatile merupakan memori dengan data yang dimaksud hal itu tetap ada meskipun perangkat mati. “Karena ada memori-memori yang yang disebut sifatnya sanggup jadi jadi metadata, itu kita mampu lakukan analisis tambahan lanjut lanjut dengan menggunakan teknik digital forensik, serta ada data yang tersebut mampu dipulihkan, meskipun kemungkinan bukan 100 persen data terbaru,” jelas dia.
Bagi yang tersebut hal itu ingin tetap memasarkan perangkat, disarankan untuk mengganti hard disk terlebih dulu. Dengan begitu mampu menghindari risiko data diambil oleh pihak yang digunakan bukan dikenal.
“Kami sarankan memori memang diambil dulu sebelum dijual, seperti hard disk, atau tukar dengan hard disk lain, namun kalau misalkan memang bisa, baiknya tak usah dijual daripada ruginya lebih besar lanjut banyak nanti,” terangnya.