SelidikiNews.com, Denpasar – Layanan internet Starlink berbasis satelit telah diuji coba di tiga Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Dewi Nur Aisyah dari Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam acara peresmian internet Starlink di Bali pada Senin, 20 Mei 2024.
Tiga Puskesmas tersebut adalah Pustu Sumerta Kelod dan Pustu Bungbungan di Bali, serta Puskesmas Tabarfane di Maluku.
Menurut Dewi, akses internet sangat penting di fasilitas kesehatan karena memungkinkan masyarakat untuk mengakses data kesehatan mereka secara real-time.
Data kesehatan ini dapat disimpan di satu platform melalui aplikasi Satu Sehat yang dikembangkan oleh Kemenkes.
“Di Pustu Sumerta Kelod, kami menguji coba Starlink untuk layanan USG dan imunisasi. Dengan akses internet, data ultrasound dapat dikirimkan ke platform Satu Sehat. Ibu hamil bisa langsung mengetahui hasil USG melalui notifikasi otomatis di WhatsApp,” ujar Dewi.
Selain hasil USG, Dewi juga menjelaskan bahwa pemerintah telah mengembangkan sistem imunisasi elektronik selama 1,5 tahun terakhir. “Kami mengumpulkan data imunisasi anak di Satu Sehat. Orang tua akan menerima notifikasi setelah anak mereka divaksin. Semua data imunisasi anak dapat disimpan dan diakses secara lengkap,” jelasnya.
Sistem Kemenkes juga memberikan pengingat kepada orang tua ketika anak mereka perlu divaksin kembali, sehingga orang tua tidak akan lupa jadwal imunisasi anak. Orang tua juga bisa mengunduh sertifikat vaksin di aplikasi Satu Sehat.
“Satu Sehat adalah aplikasi kesehatan satu pintu untuk masyarakat Indonesia. Dari Januari 2023 hingga sekarang, kami telah mengumpulkan 200 juta data kesehatan masyarakat Indonesia,” tambah Dewi.
Dengan layanan Starlink, daerah-daerah terpencil yang sebelumnya memiliki akses internet terbatas dapat memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi Satu Sehat. Hal ini mendukung transformasi digital di Indonesia, khususnya di sektor kesehatan.
Kepala Puskesmas Bungbungan, Dokter Aris, menyatakan bahwa fasilitasnya saat ini melayani sekitar 3.627 warga. Sebelum menggunakan Starlink, kecepatan internet hanya mencapai 17 Mbps, yang menyulitkan proses pengumpulan data kesehatan masyarakat secara real-time.
“Setelah uji coba dengan Starlink, kecepatan internet meningkat hingga 313 Mbps,” kata Dokter Aris.
Dengan kecepatan internet yang lebih tinggi, data dari posyandu dapat diinput oleh tenaga kesehatan ke dalam aplikasi Satu Sehat secara lancar dan real-time.
Informasi seperti malnutrisi, potensi stunting, serta berat badan bayi dapat diakses dengan mudah oleh orang tua.
Di Puskesmas Tabarfane di Maluku, kondisi geografis yang menantang membuat akses internet sangat sulit. Untuk mencapai daerah tersebut, diperlukan perjalanan menggunakan speedboat selama 3 jam dari kota.
“Di sana tidak ada internet sama sekali,” ungkap Dewi.
Kepala Puskesmas Tabarfane, Dokter Christian, mengatakan bahwa layanan kesehatan di area tersebut melayani sekitar 2.415 warga.
“Sebelumnya, kami sangat kesulitan menginput data kesehatan. Untuk mendapatkan akses internet, kami harus pergi ke kota yang berjarak 200 mil, dengan waktu tempuh 2-3 jam,” jelasnya.
Namun, setelah uji coba Starlink, pencatatan data kesehatan masyarakat menjadi lebih mudah. Christian berharap agar layanan Starlink di fasilitas kesehatan di daerah terpencil dapat digratiskan untuk mendukung pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Baca juga: Selidiki.com Hadirkan Jasa Pembuatan Website Terbaik untuk Pertumbuhan Bisnis Anda