SelidikiNews.com, Jakarta – Badai Matahari yang dahsyat memicu fenomena aurora borealis di sebagian besar wilayah Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu, mengakibatkan kelumpuhan jaringan radio dan navigasi. Dampaknya dirasakan juga oleh sektor pertanian.
Peralatan agrikultural seperti mesin traktor mengalami gangguan dalam proses penanaman bibit musiman, menurut laporan dari 404 Media. Ini memaksa banyak petani untuk menghentikan aktivitas penanaman mereka sementara waktu.
John Deere, perusahaan pemasok alat agrikultur, memperingatkan para petani bahwa akurasi sistem yang digunakan pada traktor sepenuhnya terganggu.
Para petani yang menginvestasikan bibit selama periode badai Matahari ini akan menghadapi masalah pada masa panen, menurut arahan singkat yang dilihat oleh 404 Media, serta pembaruan yang dipublikasikan oleh perusahaan.
Fenomena ini dan dampak besarnya menunjukkan betapa rentannya traktor modern terhadap gangguan satelit. Hal ini sudah diperingatkan oleh para pakar beberapa tahun sebelumnya.
“Semua traktor yang digunakan di lapangan saat ini lumpuh total karena badai Matahari,” kata Kevin Kenney, seorang petani dari Nebraska.
“Tidak ada GPS yang berfungsi saat kami sedang menanam jagung. Saya yakin harga komoditas akan naik karena hal ini,” ujarnya.
Badai atau jilatan Matahari yang terjadi pekan lalu diklasifikasikan sebagai X1.0. Peristiwa ini berdampak pada jaringan radio, listrik, sinyal navigasi, dan berisiko pada awak luar angkasa serta astronaut, seperti yang dilaporkan di laman resmi NASA.
Jilatan api Matahari ini dipicu oleh bintik yang berada di permukaan Matahari yang terus membesar dalam beberapa hari terakhir. Bahkan, diprediksi menjadi salah satu bintik Matahari terbesar dan paling aktif yang terlihat dalam siklus Matahari.
Pemadaman radio disebabkan oleh kuatnya pancaran sinar-X dan radiasi ultraviolet yang dipancarkan selama erupsi terjadi.