SelidikiNews.com, Jakarta – Miliarder Elon Musk kembali memicu kontroversi dengan ramalannya tentang Inggris yang menuju perang saudara, menyusul gelombang protes anti-migran yang melanda negara tersebut. Kerusuhan ini dipicu oleh insiden penikaman mengerikan terhadap tiga anak di Southport oleh seorang remaja 17 tahun, putra imigran asal Rwanda.
Tidak hanya di Southport, demonstrasi kekerasan juga terjadi di Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Masjid-masjid diserang, kantor polisi digeledah, serta mobil dan bangunan dibakar dalam kerusuhan ini. Musk berspekulasi bahwa kekerasan yang hampir tidak terkendali ini menandakan Inggris sedang menuju perang saudara.
“Perang saudara tidak bisa dihindari,” tulis Elon Musk di akun X-nya beberapa saat lalu.
Menanggapi ramalan viral tersebut, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer langsung bereaksi dan membantah komentar Musk. “Tidak ada pembenaran untuk komentar seperti itu,” ujar Starmer, dikutip dari SkyNews pada Selasa (6/8/2024). Starmer juga menegaskan bahwa siapa pun yang melakukan kekerasan online akan menghadapi tindakan hukum yang tegas.
Baca juga: Dr. Ibrahim Qamarius Optimis Lulus Tes Tertulis Capim KPK
Starmer kemudian mengunggah konten di X untuk menjelaskan situasi kekerasan yang terjadi di Inggris.
“Ini bukan protes, ini murni kekerasan. Kami akan mengerahkan pasukan yang terdiri dari petugas publik, meningkatkan peradilan pidana, dan menerapkan hukum pidana secara online maupun offline. Kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim,” kata Starmer dalam unggahannya.
Musk merespons pernyataan Starmer dengan bertanya, “Bukankah Anda harus memperhatikan penyerangan terhadap semua komunitas?”
Sejak kerusuhan dimulai pekan lalu, lebih dari 400 orang telah ditangkap. Beberapa negara, termasuk Nigeria, Malaysia, dan Indonesia, telah memberikan peringatan kepada warga negara mereka yang berada di Inggris.
Kerusuhan di Southport bermula setelah penangkapan Axel Rudakubana, yang didakwa membunuh tiga gadis muda dan melakukan sepuluh percobaan pembunuhan. Korban-korbannya adalah Elsie Dot Stancombe (7 tahun), Alice Dasilva Aguiar (9 tahun), dan Bebe King (6 tahun), yang tewas dalam serangan pisau di kota Merseyside pada Senin lalu.
Misinformasi yang menyebar di internet mengklaim bahwa pelaku adalah seorang pengungsi Muslim yang tiba di Inggris tahun lalu dengan perahu kecil. Faktanya, Rudakubana lahir di Cardiff dari orang tua asal Rwanda sebelum pindah ke sebuah desa dekat Southport.
Kontroversi ini semakin disorot oleh Andrew Tate, seorang influencer kontroversial, yang menyatakan bahwa penyerang adalah imigran gelap.