Jakarta – Kementerian Kominfo membuka semua opsi untuk mampu sekadar menghubungkan internet dengan daerah-daerah yang mana sulit dijangkau. Termasuk memanfaatkan teknologi satelit, misalnya Satria-1 yang dimaksud telah dilakukan lama sampai dalam orbit belum lama ini.
Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menjelaskan pihaknya tengah mengejar pengerjaan BTS. Salah satunya pada ratusan wilayah dengan kondisi tiada ada terduga secara geografis kemudian keamanan atau daerah kahar.
“Kita lagi kejar penyelenggaraan BTS itu kan. Mudah-mudahan akhir tahun atau awal Januari tahun depan. Semuanya. Kan tinggal sisa 613 lagi kalo enggak salah, yang hal itu kahar itu. Tinggal yang digunakan mana kahar aja,” kata Nezar dalam tempat Jakarta, Selasa (5/12/2023).
Sementara sisa BTS lain tinggal menyelesaikan proses pembayaran. Tower BTS sudah lama didirikan serta menunggu dioperasikan.
Pilihan Redaksi |
Namun proses yang sempat berhenti oleh sebab itu kasus korupsi BTS 4G. Akhirnya pembayaran dapat dijalankan setelah adanya klarifikasi dari satgas Bakti.
Untuk daerah yang digunakan sulit dijangkau, dia mengatakan pihaknya mencari banyak alternatif. Daerah itu khususnya berada dalam Indonesia bagian timur.
“Dalam hal ini di area dalam Papua lantaran lokasi geografisnya agak sulit lalu pertimbangan faktor keamanan,” ungkapnya.
Pihaknya mencari teknologi lain yang tersebut dimaksud bisa jadi jadi dijalankan tanpa harus mendirikan BTS. Dengan begitu tiada ada warga yang digunakan tiada terkoneksi internet.
Pilihan Redaksi |
Saat ditanya apakah dapat menggunakan Starlink yang mana itu sudah pernah diimplementasikan bekerja sejenis dengan Telkomsat, dia semata-mata cuma mengatakan semuanya jadi pertimbangan. “Semua opsi [termasuk Starlink dari Telkomsat] sedang dipertimbangkan, nanti akan diputuskan,” kata Nezar.