Jakarta – Presiden AS Joe Biden lalu Presiden China Xi Jinping akan bertemu pada pekan ini untuk mengeksplorasi ketegangan antara kedua negara. Antara lain tentang komunikasi antar pasukan militer, hingga kebijakan pembatasan untuk industri semikonduktor.
Biden serta Xi Jinping akan tatap muka dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang mana mana dihadiri 21 pemimpin negara-negara dalam dalam wilayah Pasifik. Beberapa perwakilannya adala Hong Kong, Taiwan, kemudian China.
Tujuan forum yang digunakan disebut mendiskusikan ide tentang perdagangan bebas antar wilayah-wilayah Pasifik, dikutip dari Marketplace, Kamis (16/11/2023).
Selama beberapa tahun belakangan, China lalu AS telah dilakukan diimplementasikan memasang ‘tembok’ perdagangan melalui tarif. China menyebut tarif terhadap beberapa jumlah keseluruhan barang konsumen dari AS “diskriminatif.”
Salah satu hal yang dimaksud mana kemungkinan besar akan menjadi program utama adalah perselisihan dagang mengenai semikonduktor. Perang chip antara AS lalu China makin panas dengan saling blokir untuk komponen serta alat manufaktur chip.
“China menghabiskan puluhan miliar dolar setiap tahunnya untuk mendomestikasi industri chip. Dulu, industri chip tersebar dalam berbagai negara. Hal ini telah terjadi lama menjadi katalisator tanggapan kebijakan dari pemerintah lain,” kata Chris Miller, penulis “Chip War”.
“Contohnya, AS sudah terjadi mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor chip canggih yang mana dimaksud digunakan untuk melatih sistem AI China,” ia menambahkan.
AS beralasan pemblokiran itu untuk mengontrol keamanan nasional negaranya, bukan mempertahankan keuntungan ekonomi.
“Saya rasa ketika Anda berbicara dengan pejabat pemerintah, merekan sangat fokus pada implikasi keamanan dari chip canggih kemudian jenis kemampuan AI yang mana itu dia aktifkan,” kata Miller.
“Tantangannya adalah chip yang hal itu identik yang dimaksud digunakan digunakan untuk melatih AI dengan implikasi sipil juga dapat digunakan untuk melatih AI dengan implikasi militer atau aplikasi intelijen. Tidak ada cara untuk membedakannya,” ia menuturkan.
Miller pesimis APEC akan membawa solusi bersama antara AS lalu China. Pasalnya, dua negara sudah sangat kompetitif kemudian ingin mendominasi pasar chip.
Hal ini terlihat dari ambisi Xi Jinping yang mana digunakan mendesak China untuk melakukan swasembada dalam bidang semikonduktor. Sementara itu, AS sudah menguraikan pentingnya meningkatkan produksi chip dalam negeri.
“Meskipun pertemuan Xi Jinping juga Biden saya perkirakan akan menghasilkan banyak siaran pers yang digunakan mana menciptakan hubungan hal hal tersebut tampak membaik, kenyataannya terdapat persaingan yang tersebut hal tersebut bukan menguntungkan (zero-sum) di tempat area di area di tempat ini untuk menentukan negara mana yang mana mana akan menjadi pemimpin teknologi dunia,” kata Miller.
“Menurut saya, terlalu naif jika mengandalkan satu pertemuan untuk meredakan dinamika persaingan yang tersebut digunakan mengakar,” ujarnya.