SelidikiNews.com, Pontianak – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Pontianak Raya menggelar kegiatan kopdar di salah satu Caffe yang berada di Jalan Veteran, Sabtu 18 Mei 2024. Kegiatan yang mengangkat tema “memperkuat jaringan millienial dalam merawat Pontianak Kota Toleran” tersebut, turut menghadirkan Salim, Eks Napiter sebagai Narasumber.
Ketua Cabang PMII Pontianak Raya, Husni Kurniawan menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan wadah bagi kalangan Millenial dan Generasi Z untuk dapat memperkuat dan menjaga kota Pontianak
“Kegiatan siang hari ini adalah kopdar millenial satu, wadah generasi millenial dan generasi z untuk bisa memperkuat dan menjaga kota Pontianak,” ucap Husni
Dihadirkannya Salim sebagai narasumber dianggap dapat memberikan pemahaman kepada peserta yang hadir. Tentu dengan adanya Eks Napiter tersebut dapat memberikan pemahaman tersendiri bagaimana menghindari paham yang menyimpang.
“Alasan kawan-kawan menghadirkan Salim, ingin tahu bagaimana ciri-ciri terpapar jaringan jalur keras, kalau tidak dijelaskan oleh orang berpengalaman kita tidak akan mengetahui seperti apa sih yang dilakukan,” jelas Husni.
Ditemui usia kegiatan, Eks Narapidana Terorisme, Salim menyampaikan bahwa dirinya sangat mendukung kegiatan seperti ini. Melalui kegiatan serupa dirinya dapat berbagi pengalaman untuk dapat terhindar dari pemahaman menyimpang
“Saya sangat mendukung kegiatan karena saya mengalami yang sudah pernah terjadi, pada awalnya saya melakukan kegiatan yang tidak terpuji yang dilarang oleh agama dan negara yaitu salah satu ingin melakukan pemberontakan, ingin mendirikan negara Islam, disini lah berbagi pengalaman saya untuk menghindari pemahaman yang menyimpang,” Ujarnya.
Salim juga menyampaikan bahwa dalam bermasyarakat sangat penting bagi kita untuk menangkal paham yang menyimpang. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menyaring informasi yang beredar.tuturnya
“Pesan saya, waktu itu saya terjebak dalam media sosial jadi pesan saya jika ada sebuah artikel yang seperti contoh perang Rusia atau seperti berita hoax kita jangan menelan mentah-mentah, jangan mudah terprovokasi masalah agama, jika ada artikel mengatasnamakan agama lebih baik dihindari. Lebih baik cari referensi Ustadz yang kita kenal kita percaya,” tuturnya.