NTB – Wasekum Ekonomi Kreatif HMI BADKO Bali Nusra mendesak Kadis Kehutanan NTB agar segera membuka kembali perda terkait dengan batas batas wilayah hutan lindung dan lahan bebas garap karena ini pembabatan liar di NTB khususnya di pulau Sumbawa kian meningkat dan sangat merusak lingkungan alam.
Tentu ini bukan hanya desakan tidak melandasi fakta dan data, kami sudah mengkaji dan melihat langsung kondisi gunung yang ada di pulau Sumbawa sangat buruk, dan butuh ketegasan dan tindakan yang serius dari dinas kehutanan untuk menangani masalah ini.
Dalam analisis kami kurang dari 10 tahun ke depan jika terus dibiarkan bebabatan liar di pulau Sumbawa akan terjadi faktor penyebab air bersih dan kepanasan secara global dan sehingga tanaman tanaman sawah seperti padi dan lainnya yang biasanya sampai 2 dan 3 panen akan berkurang menjadi 1 kali saja itupun kalo hasilnya baik lagi karena faktor kepanasan dan kekurangan air.
Saya rasa yang di gadang gadankan oleh pemerintah dan itu salah satu misi besar menjadikan Indonesia menjadi swasembada pangan akan batas karena cuaca ekstrim akan melanda kita.
Faktor-faktor yang terjadi ketika pembabatan hutan liar kian meningkat
Dampak penebangan hutan secara liar diantaranya adalah:
Hilangnya kesuburan tanah mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bias menyapu sisa-sisa nutrisis dari tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan tersebut menjadi tidak memungkinkan.
Turunnya sumber daya air juga menjadi bagian dari dampak penebangan hutan secara liar dikarenakan pohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air melalui akar pohon penyerapan air yang kemudian dialirkan ke daun, kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan atmosfer.
Ketika pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang, maka taka da lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air.
Punahnya keanekaragaman hayati, meskipun hutan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi tetapi sekitar 80-90% dari spesies ada di dalamnya.
Akibat penebangan liar yang dilakukan secara besar-besaran ada sekitar 100 spesies hewan menurun setiap ari, keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang dalam skala besar.
Mengakibatkan banjir dikarenakan hutan yang bergungsi sebagai penyerap air tidak dapat menyerap dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak ketika hujan lebat terjadi.
KPH NTB khususnya harus serius menangani persoalan ini, sangat penting untuk keberlanjutan kehidupan kita pada masa yang akan datang, segera turun bersosialisasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang sangat merugikan masyarakat lainnya atas pembabatan liar tersebut.
Ini akibat lemahnya pengawasan dari aparat pemerintah terutama HPH, sehingga oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dengan leluasa menjarah hutan. rusaknya hutan di Pulau Sumbawa khususnya Bima Dompu, saat ini sudah dapat dirasakan dengan terjadinya banjir bandang di sejumlah di setiap wilayah.