SelidikiNews.com, Jakarta – Setelah mendirikan Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1932, Raja Abdulaziz al-Saud dihadapkan pada tantangan besar. Negaranya terjebak dalam kemiskinan, terutama karena kondisi geografis yang sulit. Dengan sebagian besar wilayahnya berupa gurun dan iklim yang panas, Saudi mengalami kekurangan air yang dapat mengancam keberlanjutan ekonominya.
Raja Abdulaziz menyadari bahwa tanpa sumber air yang cukup, negaranya akan menghadapi kebangkrutan. Oleh karena itu, langkah pertamanya sebagai raja adalah mengajak para insinyur asing untuk mencari sumber air. Keberhasilan ini dianggap krusial, karena air dianggap sebagai kunci untuk menggerakkan sektor pertanian dan membangun pembangunan.
Namun, pencarian sumber air tidak berjalan lancar, dan Abdulaziz mulai merasa frustrasi. Pada saat yang sama, ia mendengar kabar bahwa Iran, negara tetangga, menemukan sumber minyak yang berpotensi memberikan keuntungan besar. Hal ini mengembalikan keyakinan Raja Abdulaziz, karena ia menganggap bahwa Saudi, dengan kondisi geografis yang mirip, mungkin juga memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak.
Abdulaziz memerintahkan para ahli, termasuk Karl Twitchell dari Amerika Serikat, untuk melanjutkan pencarian air dan juga mulai mencari sumber minyak. Urgensi pencarian minyak semakin meningkat karena Saudi mengalami krisis ekonomi pada tahun 1930-an akibat penurunan jumlah pengunjung ke kota suci Makkah dan Madinah.
Pada tahun 1933, dimulailah operasi pencarian minyak di wilayah Timur. Setelah beberapa tahun mencari, pada 3 Maret 1938, terjadi kejutan besar ketika minyak pertama kali ditemukan di perut bumi Arab Saudi. Temuan ini disambut gembira oleh keluarga kerajaan, dan Saudi Arabia memecahkan rekor dunia sebagai produsen minyak terbesar.
Kerja sama dengan perusahaan Amerika, seperti Standard Oil Company of California (SOCAL), membawa lahir perusahaan patungan bernama California Arab Standard Oil (CASOC), yang kemudian menjadi Saudi Arabian American Oil Company (ARAMCO). Eksploitasi minyak membawa keuntungan besar bagi Saudi Arabia, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengatasi masalah air dengan teknologi filtrasi.
Dengan temuan minyak ini, Saudi Arabia naik kelas di mata dunia dan menjalin hubungan erat dengan Amerika Serikat. Saat ini, Saudi berupaya mengurangi ketergantungan pada minyak sebagai sumber utama pendapatan, dengan fokus mengembangkan sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi.