selidikinews.com. Jakarta– Universitas Muhammadiyah Pontianak (UM Pontianak) menjadi tuan rumah Dialog Publik bertajuk “Peran Mahasiswa dalam Mencegah Paham Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme” pada Rabu (6/3/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan BEM SI Wilayah Kalbar dan FKBK dengan menghadirkan 100 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kota Pontianak.
Dekan UM Pontianak, Anshari, menyambut baik dan mengapresiasi terselenggaranya dialog publik ini. Ia menekankan pentingnya membangun sinergitas antara mahasiswa, akademisi, dan pemerintah dalam mencegah penyebaran paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme.
“Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang bahaya radikalisme, intoleransi, dan terorisme. Mahasiswa sebagai agen perubahan dan generasi penerus bangsa harus dibentengi dari paham-paham yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Anshari.
Di tempat yang sama, Kabid Poldagri Kesbanpol Kota Pontianak, Nur Radliyanti, dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia berharap mahasiswa dapat menjadi mitra dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi agen moderasi dan perdamaian. Kami berharap dialog publik ini dapat memberikan bekal kepada mahasiswa untuk mencegah penyebaran paham radikalisme, intoleransi, dan terorisme di lingkungan kampus dan masyarakat,” kata Nur Radliyanti.
Hadir sebagai narasumber dalam kegaiatan tersebut mantan napiter, Salim Bin Saliyo Als Panji Gumbara/Panji Ghurobah berbagi pengalamannya tentang bagaimana ia terpapar paham radikalisme dan terorisme.
Ia menjelaskan faktor-faktor yang mendorong seseorang terpapar paham radikalisme dan terorisme.
Salim Bin Saliyo memberikan nasihat kepada mahasiswa agar tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan dan selalu mengedepankan akal sehat.