SelidikiNews.com, Jakarta – Amerika Serikat (AS) tiba-tiba menyampaikan keprihatinan yang semakin besar terkait peningkatan jumlah korban tewas warga Palestina di Jalur Gaza, di mana para pejabat kesehatan menyebutkan bahwa jumlah korban tewas akibat pemboman Israel selama lima minggu mencapai 11.000 orang.
Dalam komentarnya yang paling tegas hingga saat ini mengenai penderitaan warga sipil yang terjebak dalam pertempuran di Gaza, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan kepada wartawan saat berkunjung ke India.
“Terlalu banyak warga Palestina yang terbunuh; terlalu banyak yang menderita dalam beberapa minggu terakhir ini,” kata Blinken, dikutip dari Reuters dan CNA, Sabtu (11/11/2023).
Blinken menyambut baik jeda kemanusiaan Israel selama empat jam yang diumumkan oleh Gedung Putih pada hari Kamis (9/11/2023), tetapi mengatakan kepada wartawan bahwa diperlukan tindakan lebih banyak untuk melindungi warga sipil Gaza.
Baca juga: Gaza Jadi Neraka Dunia, Terkini Lebih dari 100.000 Warga Mengungsi
Israel semakin mendapat seruan untuk menahan diri dalam konflik yang sudah berlangsung sebulan dengan Hamas, sementara mereka menyatakan bahwa gencatan senjata dapat dimanfaatkan oleh para militan untuk memobilisasi kembali.
“Israel sekarang melancarkan perang terhadap rumah sakit di Kota Gaza,” kata Mohammad Abu Selmeyah, Direktur Rumah Sakit Al Shifa.
Dia menyebutkan bahwa sedikitnya 25 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sekolah Al-Buraq di Kota Gaza, tempat orang-orang mencari perlindungan setelah rumah mereka hancur.
Pejabat Gaza melaporkan bahwa rudal-rudal jatuh di halaman Al Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, pada dini hari. Rumah Sakit Indonesia juga dilaporkan terkena serangan, dan rumah sakit kanker anak Nasser Rantissi dilaporkan terbakar.
Militer Israel mengklaim bahwa proyektil yang salah sasaran diluncurkan oleh militan Palestina di Gaza dan mengenai Shifa.
Baca juga: 9 Update Gaza: Korban Nyaris 11.000, Ekonomi Palestina Ambruk
Rumah sakit yang berada di bagian utara Gaza, tempat Israel mengklaim militan Hamas menyerang bulan lalu, saat ini penuh dengan pengungsi, pasien, dan dokter.
Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, mengatakan markas besar Hamas berada di ruang bawah tanah rumah sakit Shifa, yang berarti rumah sakit itu dapat kehilangan status perlindungannya dan menjadi target yang sah.
Israel mendakwa bahwa Hamas menyembunyikan senjata di terowongan di bawah rumah sakit, suatu tuduhan yang dibantah oleh Hamas.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, menyatakan bahwa Israel telah beberapa kali membombardir gedung rumah sakit Shifa.
“Seorang warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan dini hari itu,” katanya melalui sambungan telepon.