resmi dideklarasikan sebagai pendamping akan datang calon presiden PDIP di Pilpres 2024. Pengumuman itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam tempat DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (18/10).
Menkopolhukam dalam Kabinet Indonesia Maju ini cukup memiliki cerita panjang terkait posisi cawapres. Pada Pilpres 2019 misalnya, namanya santer dibicarakan menjadi cawapres Joko Widodo (Jokowi).
Ia pun kala itu mengaku sudah pernah mengukur baju bersama Mensesneg Pratikno, sebelum kemudian dalam last minute diambil alih oleh Ma’ruf Amin.
Namun hal itu bukan kali pertama Mahfud kena harapan palsu alias PHP di Pilpres 2019. Guru Besar Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) itu juga sempat merasakan kekecewaan pada Pilpres 2014. Ketika itu, ia diusung PKB sebagai cawapres bagi Jokowi.
Namun pada akhirnya PKB mengupayakan duet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Mahfud yang dimaksud mana mengaku sempat berharap jadi cawapres itu kemudian beralih kubu ke sisi Prabowo Subianto lalu didaulat menjadi ketua tim pemenangan Koalisi Merah Putih (KMP).
Namun usai kekalahan KMP pada Pilpres 2014, Mahfud kembali ke sisi Jokowi dengan diangkat sebagai anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang digunakan dibentuk Jokowi. Kepercayaan Jokowi kepada Mahfud berlanjut hingga Mahfud didapuk menjadi menteri untuk periode 2019-2024.
Pria yang digunakan mana lahir dalam Sampang, Madura, Jawa Timur pada 13 Mei 1957 itu dikenal sebagai pakar hukum tata negara yang digunakan mana pernah berkarir dalam ranah eksekutif, legislatif, serta juga yudikatif.
Di masa mudanya, Mahfud sempat kuliah dengan dua program studi dalam dalam dua perguruan tinggi berbeda. Ia mengambil Jurusan Sastra Arab Universitas Gadjah Mada (UGM) lalu Hukum Tata Negara dalam area Universitas Islam Indonesia (UII).
Namun, Mahfud memilih fokus kuliah di tempat tempat jurusan hukum tata negara. Setelah merampungkan studinya, ia kemudian menjadi dosen di dalam tempat UII sejak 1984. Ia juga melanjutkan kuliah S2 jurusan Ilmu Politik kemudian Ilmu Hukum Tata Negara UGM.
Pada tahun 2000, dalam tempat usia 43 tahun, ia sudah didapuk sebagai Guru Besar bidang Politik Hukum dalam UII. Di tahun yang tersebut digunakan mirip pula, ia bergabung dengan Tim Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Departemen Hukum juga HAM.
Pada tingkat eksekutif, karirnya dimulai usai Mahfud dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertahanan oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada periode 2000-2001. Ia juga sempat merangkap jabatan sebagai Menteri Kehakiman dan juga juga HAM.
Setelah itu, Mahfud sempat ingin berkarir kebijakan pemerintah bersama Partai Amanat Nasional (PAN) yang yang didirikan Amien Rais lalu beberapa tokoh lainnya. Namun, ia akhirnya memilih melabuhkan pilihan politiknya ke PKB.
Di tingkatan legislatif, Mahfud terpilih sebagai anggota DPR dari PKB lewat pilpres 2004. Ia berada pada Komisi III serta sempat dalam Komisi I. Mahfud juga pernah memimpin Badan Legislasi DPR.
Di tataran yudikatif, Mahfud di tempat dalam akhir masa jabatan sebagai anggota legislatif pada 2008, Mahfud mengikuti uji kelayakan calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Ia kemudian terpilih bahkan dipercaya menjadi Ketua MK periode 2008-2013.
Belakangan, namanya memang digadang-gadang menjadi kandidat cawapres baik oleh Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Namun, teka-teki itu terjawab sudah setelah Megawati mengumumkan nama Mahfud sebagai cawapres untuk Ganjar di dalam dalam Pilpres 2024.