Gemaf, Media Selidiki.com Provinsi Maluku Utara – sebuah kampung yang terletak di pedalaman yang indah namun terpencil, dihantui oleh kepergian tragis Jemris R.R. Makatey, seorang pendatang dari Fak-Fak, Papua Barat. Pada suatu hari yang tenang, Makatey ditemukan telah meninggal dunia dengan cara yang menyedihkan. Berita ini menciptakan gelombang kekhawatiran dan introspeksi di antara penduduk desa yang terpukul oleh berita tersebut.
Menurut Kasubsektor Weda Utara, Ipda Abd. Rajak Jauhati, kejadian ini terjadi pada Minggu (7/4/2024) sekitar pukul 09.00 WIT, ketika sekelompok warga sedang mencari kayu bakar di pantai desa. Mereka menemukan Makatey tergantung di pohon kelapa, suatu pemandangan yang tak terlupakan dan menyedihkan.
Sehari sebelumnya, Makatey sempat mengunjungi Gereja Getsemani Gemaf untuk mengungkapkan kekhawatiran dan ketidakpastiannya kepada Ibu Pendeta Sumiati Kahitela. Dia telah berjuang mencari pekerjaan sejak tiba di Desa Gemaf pada bulan Februari 2024, namun tanpa hasil yang memuaskan. Kehadirannya di desa ini adalah bukti keberaniannya dalam menghadapi tantangan hidup, namun juga memunculkan pertanyaan tentang dukungan sosial yang diterimanya.
Penyebab kematian Makatey, menurut pemeriksaan oleh dokter di Puskesmas Sagea, adalah akibat henti napas karena terjerat tali di lehernya. Keluarga korban, yang diwakili oleh Hendri Makatei, adik Makatey, menegaskan bahwa mereka menolak otopsi dan memilih untuk menguburkan Makatey di Desa Gemaf.
Kepergian Makatey meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga dan teman-temannya, serta menyisakan pertanyaan tentang bagaimana kita dapat lebih baik mendukung satu sama lain dalam menghadapi tekanan hidup. Semoga peristiwa ini menjadi panggilan bagi masyarakat Desa Gemaf dan di seluruh dunia untuk memperkuat hubungan sosial dan menawarkan dukungan yang lebih besar bagi mereka yang membutuhkan(*)