Halsel, Media Selidiki News- Kontroversi meletup di Halmahera Selatan ketika dua anggota TNI Angkatan Laut terlibat dalam penganiayaan terhadap seorang wartawan. Insiden ini menyebabkan penurunan jabatan Dan Pos TNI Angkatan laut Bacan serta menimbulkan pertanyaan tentang etika dan profesionalisme aparat keamanan.
Penganiayaan tersebut, yang terjadi setelah wartawan tersebut menunda pertemuan dengan pos militer terkait pemberitaan tentang penahanan BBM oleh Ditpolair Polda Maluku Utara, memicu reaksi keras dari masyarakat. Korban, Sugandi, menceritakan serangan brutal yang mengakibatkan luka serius di tubuhnya dan memerlukan perawatan medis intensif.
Dalam tanggapannya, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Ternate, Kolonel (Mar) Ridwan Aziz, menyatakan permohonan maaf atas insiden tersebut dan menegaskan bahwa tindakan penganiayaan tidak dapat diterima. Dia menegaskan bahwa kedua anggota TNI Angkatan Laut yang terlibat akan dihukum sesuai dengan hukum militer yang berlaku.
Kejadian ini menyoroti pentingnya penegakan hukum yang adil dan proporsional, serta perlunya menjaga hubungan yang baik antara aparat keamanan dan media dalam menjalankan tugasnya. Skandal ini juga memicu pertanyaan tentang kualitas pelatihan dan pengawasan internal di TNI Angkatan Laut, serta perlunya evaluasi mendalam terhadap budaya organisasi dalam menjaga kedisiplinan dan menghindari tindakan kekerasan.
Dengan demikian, insiden ini tidak hanya menimbulkan dampak langsung terhadap korban dan institusi TNI Angkatan Laut tetapi juga menuntut refleksi mendalam tentang etika, profesionalisme, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugas publik.
Sumber: Media Sieber.