SelidikiNews.com, Jakarta – Nabi Muhammad, figur utama dalam agama Islam, menawarkan inspirasi tak terkira melalui perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, bisnis yang bijaksana, dan kebijaksanaan finansial yang luar biasa.
Lahir dan dibesarkan di Makkah, kota yang pada masanya menjadi pusat perdagangan vital antara China dan Eropa, Nabi Muhammad dibesarkan dalam lingkungan yang kaya akan keberagaman budaya dan kemakmuran materi.
Namun, sebelum meraih puncak keberhasilan dan kemakmuran, Nabi Muhammad harus melewati berbagai ujian kehidupan.
Sebagai seorang yatim piatu yang diasuh oleh pamannya, beliau mulai mencari nafkah dengan menjadi penggembala kambing.
Hasil kerjanya diserahkan sepenuhnya kepada pamannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ketika memasuki masa dewasa, Nabi Muhammad bekerja dengan Khadijah, seorang pengusaha wanita yang sukses di bidang perdagangan kain.
Dalam perannya, Nabi Muhammad banyak melakukan perjalanan untuk menjual kain ke berbagai tempat yang jauh dari pusat kota Makkah.
Pengalaman ini membentuk karakter dan keterampilan berharga dalam bidang bisnisnya.
Dengan keterampilan dan pengalaman yang ia peroleh, Nabi Muhammad mulai membangun kekayaannya sendiri. Beliau berinvestasi di berbagai sektor ekonomi, termasuk peternakan, tanah, dan properti.
Dengan reputasi integritas dan kejujurannya yang terkenal, Nabi Muhammad mampu menarik minat investor untuk berinvestasi dalam bisnisnya.
Setelah berhasil mengumpulkan modal yang cukup, Nabi Muhammad mulai menjalankan bisnis peternakan dengan memiliki banyak unta. Kepemilikan ternak menjadi salah satu aset terbesar di Makkah pada masa itu.
Selain berbisnis peternakan, Nabi Muhammad juga terlibat dalam pengembangan ekonomi melalui investasinya di bidang tanah dan properti.
Salah satu contoh investasi yang dilakukannya adalah menyewakan tanah kepada orang Yahudi dengan konsep bagi hasil, yang dikenal sebagai mudharabah.
Namun, salah satu aspek terpenting dari prinsip bisnis Nabi Muhammad adalah semangatnya dalam bersedekah. Dalam ajaran Islam, bersedekah dianggap sebagai kewajiban bagi individu yang mampu.
Nabi Muhammad sering memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan, baik itu dalam bentuk uang, pakaian, atau makanan.
Meskipun menjadi salah satu tokoh terkemuka pada zamannya, Nabi Muhammad tetap rendah hati dan selalu berbagi dengan sesama, tidak pernah menimbun kekayaannya sendiri.