SelidikiNews.com, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari Inggris, di mana pemerintah mengumumkan penemuan kasus pertama flu jenis A(H1N2)v pada manusia pada Senin (27/11/2023).
Virus yang awalnya menjangkiti babi ini berhasil terdeteksi selama kegiatan rutin pengawasan flu nasional, membuka babak baru dalam tantangan kesehatan masyarakat.
Dilansir oleh Channel News Asia, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengonfirmasi bahwa kasus ini pertama kalinya teridentifikasi pada manusia di wilayah Inggris. Meera Chand, Direktur Insiden UKHSA, dalam pernyataan pada Kamis (30/11/2023), menjelaskan bahwa virus ini memiliki kemiripan karakteristik dengan varian yang telah lama dikenal pada babi.
Menurut laporan CBC, pasien yang terkonfirmasi terjangkit flu babi dikabarkan mengalami gejala yang ringan dan diperkirakan akan pulih. Namun, misteri penularan kasus pertama ini masih menjadi fokus penyelidikan.
Otoritas kesehatan saat ini sedang gencar melakukan pemantauan intensif dan tindak lanjut terhadap kontak erat dengan pasien kasus pertama.
Chand menegaskan, “Kami sedang berupaya keras untuk melacak kontak dekat dengan tujuan mengurangi risiko penyebaran.”
Tidak hanya itu, pemerintah Inggris juga mengambil langkah-langkah preventif lebih lanjut dengan memperketat pengawasan di dalam ruang operasi dan rumah sakit di wilayah utara Inggris, terutama di North Yorkshire.
UKHSA menambahkan bahwa berdasarkan informasi awal, infeksi ini baru terdeteksi di wilayah Inggris dan menunjukkan perbedaan dengan sekitar 50 kasus manusia lainnya yang berasal dari strain yang ditemukan di berbagai tempat di seluruh dunia sejak tahun 2005.
Untuk memberikan pemahaman lebih lanjut, H1N1, H1N2, dan H3N2 adalah subtipe utama virus flu babi pada babi yang memiliki potensi untuk menginfeksi manusia.
Penularan umumnya terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan babi atau lingkungan yang terkontaminasi.
Sebagai catatan sejarah, pada tahun 2009, flu babi menjadi pandemi global dan melibatkan jutaan orang. Kejadian tersebut dipicu oleh virus yang mengandung materi genetik dari virus yang beredar pada babi, burung, dan manusia.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada, mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan, dan berkolaborasi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Stay tuned untuk informasi lebih lanjut!